Sudut Kotanya Yang Sepi Atau Memang Kamu Sudah Pergi?
Suatu malam aku hanya berjalan tanpamu, mencumbu dinginnya sudut malam sendirian, petang sudah hilang dan digantikan oleh ribuan bintang namun cahaya ribuan bintang ditambah sang bulan tetap saja terasa redup, mereka Semua tak bisa menandingi cahaya sorot matamu yang sayup.
Aku ingat aku sangat suka matamu kala menatapku Setiap kali kamu menatapku pasti engkau bertanya " Apa yang kau lihat disana?" (aku diam) "kau dapati apa di dalam mataku?" (masih belum ku jawab), dirimu diam sesaat, dengan mata yang masih menatapku lekat, bahkan semakin lekat dan... Beberapa menit berlalu tiba-tiba saja kita sudah berpegangan tangan, satu hal yg kuingat kau suka memainkan jari telunjuku, kamu tekan-tekan di bagian kuku, entah apa maksudmu beberapa kali ku tanya kau hanya diam kemudian tersenyum dan menghentikannya, sebentar
Kemudian kau mulai menjahili jariku lagi. Kau menatapku lagi, "Apa yg kau lihat disana?" ini pertanyaan kesekian kalinya telingaku mulai risih lalu ku jawab, "apa? "Malam itu gelap mataku temaram melihat wajahmu, apalagi untuk mengetahui apa yg ada di dalam matamu" senyum di sudut bibir mu mengembang.
Ini juga salah satu hal yang kusuka darimu senyum yang enggan, namun guratanya cukup mematikan "sudah semester tiga masih bodoh aja" sontak ku tarik rambutnya "nih ya dengerin, klo gua bilang, liat apa yg ada di dalam sana, "cie elo gua an" "oke ralat" (katanya sambil mengacak rambut depannya yang sedikit panjang) "klo aku tanya liat apa di dalam mataku ya kamu jawab apa kek" ya trus aku harus jawab apa loh apa?" yaudahlah ga jadi, " ya emang tadinya kamu mau ngomong apa?" engga gapapa, udah jangan dibahas, "cie pundung" engga tadinya gua mau gombalin, gajadi ga mood.
Yang juga kuingat ketika kita berjalan, menyususuri sudut kota yang ramai namun bisa kita sepikan dengan saling diam dan hanya berpegangan tangan, entah mengapa lakilaki yang 18cm lebih tinggi dariku ini bisa membuatku nyaman sekali, dan rambutmu yang tidak pernah rapi yang sering kubilang kamu tidak mandi aku juga suka itu.
Ada hal yang juga tak bisa kulupakan setiap kali kita berjalan di depan bangunan tingkat beruangan banyak berwarna kuning dan abu-abu kamu selalu memberitahuku "Iniloh kampus pacar kamu" dan aku hanya membalasnya dengan senyuman yang tidak dia lihat, sebab aku berada tepat di belakangnya kembali dia katakan hal yang sama, "Ini loh kampus pacar kamu" kutepuk pundaknya, lalu dia berhenti mengatakan hal itu.
Dalam hatiku tersenyum lebar, tuhan terima kasih engkau telah berikan aku lelaki sepertinya, ku pererat genggaman tanganya entah sudah sampai mana kendaraan yang kami naiki melaju menyusuri sudut malam yang semakin kelam, namun tak mengapa hati kami berbinar melewati setiap sudut kota ini
Namun, kau tau? Kini semua itu telah berlalu, saat kau dan aku sudah enggan menjawab temu, menuai rindu yang semakin hari semakin membelenggu, aku tidak rindu, rindu itu hanya untuk orang orang yang tidak mampu menahan temu, dan kamu tau saat ini aku tidak mampu menahan temu deganmu.
Tapi tak menagapa, pepatah lama itu itu ada benar nya, *Aku tidak menyesali sesuatu itu telah berlalu, tapi aku bersyukur Sesuatu itu pernah terjadi*
Dan kini aku bersyukur pernah melalui apapun itu berdua dengnmu, iya kamu yang bukan ditakdirkan untukku tapi pernah bersama ku untuk beberapa waktu dan aku bahagia jika seseorang memberikan sebagian waktunya untukmu maka, orang itu telah memberikan sebagian hidupnya untukmu karena waktu adalah sesuatu yang tidak bisa di ulang kembali.
Oleh : Diah Ayu ๐
Komentar
Posting Komentar