Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Tuan, Mohon Dengarkan

Gambar
Ada yang diam diam merindumu Namun tak ingin kamu tahu Rela di penjarakan rindunya Pada ampas kopi dalam gelasnya Juga pada beberapa potong puisi dalam buku harianya Sepertinya ia yang terlalu bisu Hingga membuatmu, tidak pernah tahu Ada rindu yang maha megah itu untukmu Atau mungkin kamu yang telalu tuli? Tak mampu mendengar setiap kali ia berpuisi? Atau barangkali engkau tidak tuli? Namun sangat enggan untuk peduli? Duh, tuan. Malang sekali gadis penulis puisi ini Diah Ayuningtyas 🍃 Bandar Lampung, 22 May 18

Lelucon Semesta

Gambar
    Waktu akan mampu membunuh ingatanku kapan saja ia mau, Bukan hal sulit jika hanya untuk menghapuskan namamu dalam otakku Semesta selalu punya banyak cara untuk melakukan apa saja, Contohnya     Dulu, dia mempertemukan kau dan aku. Membuatmu menjadi orang yang berarti dalam hidupku dan tanpa bertanya padaku dia juga yang merebut paksa dirimu dari hidupku     Semesta kadang juga lucu, bagaimana tidak ? Apa maksud dan tujuannya menciptakan rasa yang maha agung ini di dadaku untukmu? Sedang aku bukan lah orang yang berhak atas dirimu? Mengapa jatuh cinta itu tidak diberikan kepada orang orang yang memang mereka ditakdirkan bersama? Dengan begitu tidak akan ada si penyandang cacat rasa seperti ku Juga dengan begitu mungkin orang orang akan berdamai dalam ramai     Tapi kadang aku juga berfikir mungkin semesta punya rencana di balik semua keanehan dan lelucon yang sering dia buat Mungkin dia bentuk manusia manusia cacat rasa untuk mewa...

Surat Yang Ku Kirim Setiap Tahun di Hari Lahirmu 📝

Gambar
     Selamat tanggal 20 yang ke 20 sahabat kecil Entah ini sudah surat yang ke berapa dan satupun belum ada yang kau baca. Aku memang sengaja tidak memberikanya padamu agar tidak kau baca. Selamat panjang umur semoga hidupmu bahagia, sama seperti hidupku dulu ketika kita masih berteman lama 🍃      Suratmu itu tidak akan pernah terkirim. Karena sebenarnya kamu hanya ingin berbicara pada dirimu sendiri. Kamu ingin berdiskusi dengan angin, dengan wangi sebelas tangkai sedap malam yang kamu beli dari tukang bunga berwajah memelas, dengan nyamuk-nyamuk yang cari makan , dengan detik jam.... tentang dia. Dia, yang tidak pernah kamu mengerti. Dia racun yang membunuhmu perlahan. Dia yang kamu reka dan kamu cipta.     Sebelah darimu mengingkan agar dia datang, membencimu hingga muak dia mendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kekhilafannya untuk sampai jatuh hati padamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kali kalian ber...

Kapan Aku Bisa Memamerkan Pada Senja? Bahwa Kita Sedang Duduk Berdua

Gambar
    Kala matahari hendak kembali ke peraduannya, aku duduk disni sendiri sambil menikmati kopi, seperti biasanya aku masih di temani dengan benda benda yang sama. Yaitu buku, pena lalu sepotong puisi untukmu sore ini. Rindu masih kuteguk dengan pelan namun setiap sore kunikmati seduhan rindu yang pilu darimu, dia semacam candu yang jika aku tidak meminumnya sekali saja aku seperti gila. Kurang lebih begitu, tapi juga perlu kau tahu sedamba apapun aku padamu pemilik rindu.  Sangat pantang bagiku mengatakan padamu.     Saat ini aku sedang duduk diberanda rumah milik nenekku namun, hati dan fikiranku selalu bersamamu, kau selalu bisa mengajakku kemana saja dan kita selalu bersama hanya di satu tempat yang kau tak bisa mengajaku kesana, yaitu sebuah hal sederhana hanya sekedar duduk di sampingmu, kita berdiam saja tak usah saling bicara itupun aku sudah sangat bahagia.    Aku hanya ingin tahu rasanya menuliskan puisi didepan orang yang ku puisika...